CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Halaman

Kamis, 04 Oktober 2012

Beckham Creek Cave Lodge, Parthenon, Arkansas, Amerika Serikat

 
      Terletak di Parthenon, Arkansas diatas perkebunan 280 hektar, Beckham Creek Cave Lodge dibangun dengan filosofi bahwa pelestarian keindahan alam yang sedang berlangsung adalah yang terpenting. Dengan perpaduan sempurna keahlian megah dan teknologi, butuh waktu hampir empat tahun untuk menyelesaikan. Di mana-mana kita melihat, desain yang unggul dan perhatian terhadap detail jelas. 

      Menempatkan Anda langsung berhubungan dengan alam, pondok menawarkan dinding gua hidup alami dan langit-langit. Dengan memaksimalkan area jendela di sepanjang dinding yang menghadap luar, dan memelihara besar, ruang tamu terbuka, banjir sinar matahari alami ruang tamu, ruang permainan, dan dapur, membawa alam di dalam gua.


    Ini benar-benar sebuah akomodasi modern harfiah cocok untuk royalti. Dari saat Anda berjalan di pintu, daerah itu sendiri mendorong seseorang untuk menumpahkan semua peduli dari kesibukan sehari-hari dan berkonsentrasi pada menemukan kedamaian batin yang sejati. Suasana alami gua ini dilengkapi dengan pengerjaan yang indah, yang meminjamkan kasual elegan untuk interior. Tidak ada tertutup dalam perasaan di sini, dan pusat pemanas / udara meningkatkan suhu gua normal zona kenyamanan yang Anda pilih. Selain itu, penurun menghapus saran kelembaban.

    Benar-benar terpencil, pondok gua memberikan liburan yang nyaman dan santai. Terletak di negara National Buffalo River dengan semua keindahan liar pedesaan Ozark. Hidup di sini memiliki begitu banyak untuk menawarkan termasuk banyak kegiatan di luar pondok gua.


Harau Valley, West Sumatera, Indonesia


       Lembah Harau adalah sebuah ngarai dekat kota Payakumbuh di kabupaten Limapuluh Koto, propinsi Sumatera Barat. Lembah Harau diapit dua bukit cadas terjal dengan ketinggian mencapai 150 meter. Lembah Harau dilingkungi batu pasir yang terjal berwarna-warni, dengan ketinggian 100 sampai 500 meter. Topografi Cagar Alam Harau adalah berbukit-bukit dan bergelombang. Tinggi dari permukaan laut adalah 500 sampai 850 meter, bukit tersebut antara lain adalah Bukit Air Putih, Bukit Jambu, Bukit Singkarak dan Bukit Tarantang. Berjalan menuju Lembah Harau amat menyenangkan. Dengan udara yang masih segar, Anda bisa melihat keindahan alam sekitarnya. Tebing-tebing granit yang menjulang tinggi dengan bentuknya yang unik mengelilingi lembah. Tebing-tebing granit yang terjal ini mempunyai ketinggian 80 m hingga 300 m. 


       Dari mulai saat memasuki Lembah Harau , kita akan menemukan banyak keindahan yang memukau sepanjang jalan . Sangatlah cocok kalau sebagian pemanjat yang telah mengunjungi tempat ini memberi julukan Yosemite nya Indonesia. Tempat ini sudah lama menarik perhatian orang. Sebuah monumen peninggalan Belanda yang terletak di kaki air terjun Sarasah Bunta merupakan bukti bahwa Lembah Harau sudah sering dikunjungi orang sejak 1926. Menyaksikan hamparan sawah yang indah, itu hal yang sudah biasa. Namun, jika hamparan sawah itu diapit oleh tebing tebing tegak lurus menjulang setinggi sekitar 150 meter hingga 200 meter, orang pasti akan berdecak kagum. 
      Pemandangan itu bisa dilihat di Lembah Harau, Keindahan masih bertebaran di dataran tingginya. Di sana ada cagar alam dan suaka margasatwa. Lembah Harau seluas 270,5 hektar. Tempat ini ditetapkan sebagai cagar alam sejak 10 Januari 1993. Di cagar alam dan suaka margasatwa Lembah Harau ter terdapat berbagai spesies tanaman hutan hujan tropis dataran tinggi yang dilindungi, plus sejumlah binatang langka asli Sumatera. Monyet ekor panjang (Macaca fascirulatis) merupakan hewan yang acap terlihat di kawasan ini.



Sumber: Wikipedia

Cherrapunji Falls, India

       Berada di ketinggian 1.300 meter diatas permukaan laut, Cherapunji berada diantara pegunungan Himalaya dan Samudra Hindia yang hangat. Ketika angin yang membawa uap air dari Samudra Hindia bertabrakan dengan angin dari lereng selatan pegunungan HImalaya, maka semua muatannya akan ditumpahkan dalam bentuk hujan deras di plato Meghalaya  ini.
      
      Selama bulan Juli 1861, Cherrapunji mendapat curah hujan yang luar biasa, yaitu 930 sentimeter! Juga, selama periode 12 bulan dari 1 Agustus 1860 hingga 31 Juli 1861, curah hujannya mencapai 2.646 sentimeter. Dewasa ini, secara rata-rata, Cherrapunji diguyur hujan 180 hari per tahun. Hujan yang terlebat terjadi antara bulan Juni hingga September. Karena kebanyakan hujan turun pada malam hari, para pengunjung dapat menikmati wisata tanpa harus kebasahan.